"Tidak ada yang lebih aku sesali daripada penyesalanku terhadap hari dimana ketika matahari tenggelam sementara umurku berkurang tapi amalku tidak bertambah" (Ibnu Mas'ud)
Hari ini,Berdasarkan kalender
masehi 1 tahun berkurang jatah hidup dan 1 tahun bertambah hitungan mundur
sisa hidup saya..Hitungan dunia keberadaan saya di dunia fana dan semu ini.
Digit angka yang melekat pada diri ini bertambah satu. Perubahan digit-digit
angka itu merupakan keniscayaan. Karena kita hanyalah makhluk yang masih
terikat oleh dimensi ruang
dan waktu. Makhluk yang tumbuh berkembang seiring
siang dan malam. Dan
waktu selalu memiliki awal dan akhir. Begitu pun kita,
memulai hidup dari awal. Akan berhenti pada akhir. Sebelum berada pada
keabadian, digit-digit angka tersebut selalu melekat pada diri ini. Keabadian
pastilah keadaan tanpa waktu, tanpa digit-digit angka.
Di usia ini bukan waktu yang
sebentar untuk berjalan di muka bumi. Bukan waktu yang sebentar untuk melihat
keadaan sekitar dan meresapi “saya ada dimana dan sekarang mau kemana?”.
Allah Swt Berfirman:
“Dan bukankah Kami telah
memanjangkan umurmu dalam masa yang panjang yang mana cukup untuk berfikir bagi
orang-orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi
peringatan? Maka rasakanlah azab kami dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim
seorang penolong pun.” (QS Al-Fathir:37).
Ya ketika sudah tiba waktunya
nanti, kita tidak bisa membantah. Kita tidak bisa mengelak. Bahwa waktu kita di
dunia tidak cukup untuk meresapi ayat-ayat-Nya. Kita tidak bisa protes begini,
“Ya Allah, engkau kurang memberikan waktu kami di dunia.. Sehingga kami
kekurangan waktu untuk lebih mengenalMu, untuk memahami tujuan kami di dunia
dahulu..” Tidak bisa kawan, kita tidak bisa protes. Karena Allah SWT telah
memberi waktu yang cukup panjang untuk kita berfikir.
Menelusuri kembali membuat saya berfikir akan bentuk
perubahan yang saya capai selama setahun ini. Terngiang jelas
wejangan Imam Al Ghazali tentang makna waktu bahwa “Yang terjauh dari diri seorang manusia adalah MASA LALUnya”.
Teringat lagu Opick berjudul “Bila waktu telah berakhir” kira-kira syairnya spt ini;
Bila waktu telah berakhir, teman sejati tinggallah amal. Bila waktu
telah terhenti teman sejati tinggallah sepi.
Kemudian
terngiang di fikiran saya akan nasihat Iman Al Ghazali yang lain bahwa “Yang terdekat dari seorang manusia adalah
KEMATIANnya sendiri”. Betapa sebuah nasihat yang luar biasa bermakna, sangat menyentuh dan
tentunya sarat dengan ilmu illahi yang sangat dalam untuk digali lebih lanjut.
Sebuah perjalanan panjang yang akan saya hadapi nanti. Pertanyaannya, Are you
ready? Ready gak ready yaah musti ready-laah…
Maha suci Allah yang selalu memberikan nikmat iman, islam dan
ihsan kepada hamba nya. Allah yang menjaga hamba sampai detik ini, Allah juga
yang menakdirkan hamba lahir ke dunia ini. Allah lah yang menakdirkan hamba
lahir dari rahim seorang ibu yang memiliki segudang cinta dan kasih sayang. Ya
Rabb puji syukur atas segala karunia dan kenikmatan yang engkau berikan kepada
hamba, orang tua hamba, saudara hamba, dan orang orang yang hamba sayangi
karena-Mu. Hingga detik ini desah nafas ini masih terus terasa, hingga detik
ini denyut jantung pun masih berdetak, dan hingga detik ini hamba ingin selalu
diri ini terpaut dalam naungan cinta dan kasih sayang-Mu.
Tentu banyak sekali episode kehidupan yang telah saya lalui.
Banyak momentum indah yang membuat hamba bisa duduk dan berdiri disini hingga
saat ini. Tentu semuanya tak pernah terlepas dari campur tangan Allah yang
selalu setia menjaga diri ini. Terima kasih kepada kedua orang tua ku yang
selalu menjaga dan merawatku hingga aku dewasa yaitu ibu dan ayah tercinta.
Ditakdirkan sebagai anak yang lahir di pelosok kampung yang nan jauh disana, Bagi
saya hal yang terpenting sampai saat ini adalah bagaimana bisa memberikan
banyak manfaat untuk orang disekitar.Karena sungguh setiap detik yang saya
lalui dengan serangkaian peristiwa yang saya alami semuanya pasti akan di
mintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah kelak. Di usia ini masih banyak
kekurangan yang harus di perbaiki, masih banyak hal yang perlu di koreksi dan
di bimbing.
Ya Rabb, Bimbinglah diri ini agar selalu dekat denganMu, Jagalah
diri ini dari sesuatu yang tidak engkau Ridhoi, Dekatkanlah diri ini dengan
sesuatu yang engkau cintai. Ya Rabb di sisa sisa usia hamba, hamba ingin senantiasa
setia mengabdikan diri hamba hanya untuk-Mu, Ya Rabb jika sudah tiba masanya
hamba harus kembali pada-Mu, izinkanlah hamba kembali dalam keadaan sujud dan
menyebut nama-Mu.
Aamiin Ya Rabb